Rabu, 23 Agustus 2017

Keserakahan VOC di Nusantara



KESERAKAHAN VOC

Beberapa kali Gubernur Jendral VOC berganti kepemimpinan, namun pada saat kepemimpinan J.P.Coen lah terjadi banyak penindasan terhadap rakyat Indonesia dikarenakan sifat serakah, angkuh dan ambisius J.P.Coen yang ingin menguasai seluruh harta kekayaan Nusantara. Berikut ialah keserakahan yang dilakukan Belanda pada Indonesia  :
  • Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah.
  • Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
  • Melaksanakan politik devide et impera( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  • Melaksnakan sepenuhnya Hak Octrooiyang ditawarkan pemerintah Belanda.
  • Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
  • Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten).
  • Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
  • Adanya verplichte leverantien( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system Priangan )
  • Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun orang asing
  • Melakukan kondolisasi kedudukan.
selain itu adapula Keserakahan VOC menurut tahun – tahunnya :
  • Membangun pusat perdagangan diberbagai daerah.
  • Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
  • Melaksanakan politik devide et impera( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  • Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroiyang ditawarkan pemerintah Belanda.
  • Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
  • Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten).
  • Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
  • Adanya verplichte leverantien( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system Priangan )
  • Melakukan pembunuhan terhadap rakyat pribumi, orang-orang Tionghoa, maupun orang asing
  • Melakukan kondolisasi kedudukan.
Selain itu ada juga beberapa daftar keserakahan VOC menurut tahunnya :
  • Pada Februari 1605, Armada VOC bersekutu dengan Hitu menyerang kubu pertahanan Portugis di Ambon dengan imbalan VOC berhak sebagai pembeli tunggal rempah-rempah di Hitu.
  • Pada tahun 1609, VOC membuka kantor dagang di Sulawesi Selatan. Namun niat tersebut dihalangi oleh Raja Gowa. Karena Raja Gowa telah melakukan kerjasama dengan pedagang-pedagang Inggris, Prancis, Denmark, Spanyol & Portugis untuk melawan VOC.
  • Pada tahun 1610, Ambon dijadikan pusat pengendalian VOC, yang dipimpin oleh seorang-gubernur jendral. Tetapi selama 3 periode gubernur-jendral tersebut, Ambon tak begitu memuaskan untuk dijadikan markas besar VOC karena jauh dari jalur-jalur utama perdagangan Asia.
  • Pada 12 Mei 1619, Pihak Belanda mengambil keputusan untuk memberi nama baru Jayakarta sebagai Batavia.
  • Pada Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen, seorang warga negara Belanda, melakukan pelayaran ke Banten dengan 17 kapal.
  • Pada 30 Mei 1619, Jan Pieterszoon Coen melakukan penyerangan terhadap Banten, memukul mundur tentara Banten. Membangun Batavia sebagai pusat militer & administrasi yg relatif aman bagi pergudangan & pertukaran barang-barang, karena perjalanan dari Batavia mudah mencapai jalur-jalur perdagangan ke Indonesia bagian timur, timur jauh, dan Eropa.
  • Pada tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi gubernur-jendral VOC. Dia menggunakan kekerasan, untuk memperkokoh kekuasaannya dia menghancurkan semua yg menghalanginya. Dan menjadikan Batavia sebagai tempat bertemunya kapal-kapal dagang VOC.
  • Pada tahun 1619 pula, terjadi migrasi orang Tionghoa ke Batavia. VOC menarik sebanyak mungkin pedagang Tionghoa yg ada di berbagai pelabuhan seperti Banten, Jambi, Palembang & Malaka ke Batavia. Bahkan ada juga yqng langsung datang dari Tiongkok. Di sini orang-orang Tionghoa sudah menjadi suatu bagian penting dari perekonomian di Batavia. Mereka aktif sebagai pedagang, penggiling tebu, pengusaha toko, dan tukang yg terampil.
  • Pada tahun 1620, dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC melakukan pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk Pulau Banda & berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang & mempekerjakan tenaga kerja kaum budak.
  • Pada tahun 1623,VOC melanggar kerjasama dengan Inggris, Belanda membunuh 12 agen perdagangan Inggris, 10 orang Inggris, 10 orang Jepang; 1 orang Portugis dipotong kepalanya.
  • Pada tahun 1630, Belanda telah mencapai banyak kemajuan dalam meletakkan dasar-dasar militer untuk mendapatkan hegemoni perniagaan laut di Indonesia.
  • Pada tahun 1637, VOC yang telah beberapa lama di Maluku tak mampu memaksakan monopoli atas produksi pala, bunga pala, dan yg terpenting, cengkeh. Penyeludupan cengkeh semakin berkembang, muncul banyak komplotan-komplotan yg anti dengan VOC. Gubernur-Jendral Antonio van Diemen melancarkan serangan terhadap para penyeludup & pasukan-pasukan Ternate di Hoamoal.
  • Pada tahun 1643, Arnold de Vlaming mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan memaksa raja Ternate Mandarsyah ke Batavia & menandatangani perjanjian yg melarang penanaman pohon cengkeh di semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yg dikuasai VOC. Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi kebutuhan untuk konsumsi dunia.
  • Pada tahun 1656, seluruh penduduk Ambon yg tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi [armada tempur] melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh liar yg harus dimusnahkan.
  • Pada 1670, VOC telah berhasil melakukan konsolidasi kedudukannya di Indonesia Timur. Pihak Belanda masih tetap menghadapi pemberontakan-pemberontakan tetapi kekuatannya tak begitu besar. VOC pun menebangi tanaman rempah-rempah yg tak dapat diawasi, Hoamoal tak dihuni lagi, orang Bugis & Makassar meninggalkan kampung halamannya. Banyak orang-orang Eropa & sekutu-sekutu yg tewas, semata-mata guna mencapai maksud VOC untuk memonopoli rempah-rempah.
  • Pada tahun 1674, Pulau Jawa dalam keadaan yg memprihatinkan, kelaparan merajalela, berjangkit wabah penyakit, gunung merapi meletus, gempa bumi, gerhana bulan, & hujan yg tak turun pada musimnya.
  • Pada tahun 1680, VOC pada dasarnya hanya terbatas menguasai dataran-dataran rendah tertentu saja di Jawa. Daerah pegunungan seringkali tak berhasil dikuasai & daerah ini dijadikan tempat persembunyian pemberontak. Tidak dapat dihindarkan lagi pemberontakan-pemberontakan mengakibatkan kesulitan & menguras dana VOC.
  • Pada tahun 1682, Pasukan VOC dipimpin François Tack & Isaac de Saint-Martin berlayar menuju Banten guna menguasai perdagangan di Banten. VOC merebut & memonopoli perdagangan lada di Banten. Orang-orang Eropa yg merupakan saingan VOC diusir.
  • Pada tahun 1740, terjadi penangkapan terhadap orang Tionghoa, tak kurang 1. 000 orang Tionghoa dipenjarakan. Orang Tionghoa menjadi gelisah lebih-lebih sesudah sering terjadi penangkapan, penyiksaan, & perampasan hak milik Tionghoa.
  • Pada Juni 1740, Kompeni Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang Tionghoa yg tak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini dilaksanakan dengan sewenang-wenang.
  • Pada 9 Oktober 1740, dimulainya pembunuhan terhadap orang Tionghoa secara besar-besaran. Yang banyak melakukan pembunuhan ini ialah orang-orang Eropa & para budak. Dan pada akhirnya ada sekitar 10. 000 orang Tionghoa yg tewas. Perkampungan orang Tionghoa dibakar selama beberapa hari. Kekerasan ini berhenti sesudah orang Tionghoa memberikan uang premi kepada serdadu-serdadu VOC guna melakukan tugasnya yang rutin.
  • Pada Desember 1741, awal 1742-VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang terancam serangan.
RUNTUHNYA VOC
Dapat kita ketahui bahwa sesuatu yang tidak baik tidak akan berlangsung lama, jika iya pun, akan banyak hal buruk yang terjadi. Karena perbuatan buruk yang mereka lakukan sendiri, mereka menelan pahit akibat perbuatannya. Berikut ialah beberapa faktor runtuhnya VOC :
  • Semakin banyak daerah yang dikuasai oleh VOC, pengawasannya pun semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan padat karena orang dari timur asing seperti Cina dan Jepang diizinkan tinggal sehingga Batavia menjadi banjir penduduk dan mengalami banyak masalah sosial,
  • Parlemen Belanda menetapkan UU  bahwa Raja menjadi penguasa tertinggi VOC. Banyak pengurus yang mulai akrab dengan pemerintah sehingga mengabaikan kepentingan pemegang saham,
  • Pengurus tidak lagi berfikir untuk memajukan usaha perdangangannya, melainkan memperkaya diri,
  • Tahun 1673, VOC tidak mampu membayar dividen dan kas-nya pun merosot karena perang yang dilaksanakannya dan timbullah beban hutang,
  • Adanya ordinasi agar para pejabat VOC diperlakukan hormat oleh semua orang baik keturunan Eropa atau Indonesia,
  • Adanya ordinasi kedua agar para pejabat memakai kendaraan kebesaran, dan tentu itu semua membebani anggaran, dan
  • Mulai terjadinya korupsi di antara para pejabat.
Di atas ialah beberapa faktor utama keruntuhan VOC,  apa yang mereka perbuat dapat merusak Organisasi atau Kongsi Dagang yang mereka jalani, maka dari itu tidak heraan pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar, hutang – hutang VOC diganti oleh pemerintah Belanda.

Dengan demikian kita telah mempelajari dari sejarah, bahwa sesuatu yang tidak baik akan menghasilkan petaka. Seharusnya kita sebagai bangsa yang pernah ditindas VOC, kita harus banyak belajar dari kegagalan – kegagalan yang mereka perbuat, dan menjauhin perilaku – perilaku buruk mereka yang hanya menghancurkan diri mereka sendiri, dan pada akhrinya keserakahan hanya akan mendatangkan musibah bagi orang – orang disekitar dan juga diri sendiri.

kanji+romaji lyrics 四季折々に揺蕩いて/After The Rain 【そらるxまふまふ】 Shiki Oriori Ni Tayutaite by After The Rain【Soraru x Mafumafu】



四季折々に揺蕩いてAfter The Rain 【そらるxまふまふ】
Shiki Oriori Ni Tayutaite by After The RainSoraru x Mafumafu




Lyrics

水上から
花は道も狭に
木漏れ日が足を止めたら
其処でお別れ

口に残る
ずっと好きでした
恋い焦がれている時間など
ボクにないのだ

間違っても 間違っても
「君は恋しちゃいけないよ」
バレないように耳打ちした
あの日は遥かの空

夜桜よ舞え踊れ夢と
歌詠鳥を乗せて
翌なき春まで行け
たとえ君が忘れてしまっても

涼風よ舞え踊れ夏と
汗ばむ君の髪が
雲に隠れてもずっと見惚れたい
季節の折々にて

あやすように
伽してくれた夜は
掬えども指を隙間を
するり溶けてく

君に触れて
優しくされてから
待ち望んでいた季節が
いたずらに過ぎる

間違ったな 間違ったな
「君に恋してしまったな」
甘いものはもういらないくらい
好きみたいです

秋雨よ 舞え踊れ
白帝と律の調べ
頬の下紅葉
雨催い憂いを傘で寄り添う理由に

風花よ 舞え踊れ
夜の静寂を連れて
その手左のぽっけに
入れたら寄り添おう   
季節の折々にて

四季折々の風が
君を素敵に飾る
遠い夢のまた夢へ   
ボクを連れて行ってよ

春と黒髪 夏と浅瀬
秋色の頬 冬は寝起きの悪い君も
ボクは ボクは   
どれも好きだったよ

山紫水明 染まる君と
百花繚乱の日々よ
記憶の彼方へ   
ずっと見惚れたい
ずっと触りたい

さよなら さよなら
季節の折々にて



Romaji
minakami kara
hana wa michi mo se ni
komorebi ga ashi wo tometara
soko de owakare

kuchi ni nokoru
zutto suki deshita
koi kogareteiru jikan nado
boku ni nai no da

machigatte mo machigatte mo
kimi wa koi shicha ikenai yo
barenai you ni mimiuchi shita
ano hi wa haruka no sora

yozakura yo mae odore yume to
utayomidori wo nosete
asunaki haru made ike
tatoe kimi ga wasureteshimatte mo

suzukaze yo mae odore natsu to
asebamu kimi no kami ga
kumo ni kakuretemo zutto mitoretai
kisetsu no oriori nite

ayasu you ni
togi shite kureta yo wa
sukue domo yubi wo sukima wo
sururi toketeku

kimi ni furete
yasashiku sarete kara
machi nozondeita kisetsu ga
itazura ni sugiru

machigatta na machigatta na
“kimi ni koi shite shimatta na”
amai mono wa mou iranai kurai
suki mitai desu

akisame yo mae odore
byakutei to richi no shirabe
hoho no shitamomiji
amamoyoi ui wo kasa de yorisou riyuu ni

kaze hana yo mae odore
yoru no shijima wo tsurete
sono te hidari no pokke ni
iretara yorisoou 
kisetsu no ori ori nite

shiki ori ori no kaze ga
kimi wo suteki ni kazaru
tooi yume no mata yume he 
boku wo tsurete itte yo

haru to kurokami natsu to asase
akiiro no hoho fuyu wa neoki no warui kimi mo
boku wa boku wa 
dore mo suki datta yo

sanshisuimei somaru kimi to

hyakkuryouran no hibi yo
kioku no kanata he 
zutto mitoretai
zutto sawaritai

sayonara sayonara
kisetsu no ori ori nite